
Pidato yang disampaikan Presiden Amerika Serikat Barack Obama penuh kharismatik dan dibalut suasana santai. Obama pandai membawa emosi sekitar 7.500 undangan yang hadir.
Pidato Obama di gedung Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu 10 November 2010, diawali dengan kata-kata yang sangat santai dan memberikan kesan kedekatan mendalam antara dirinya dengan Indonesia.
Obama kembali mengingat masa-masa kecilnya yang dihabiskan selama sekitar empat tahun di Indonesia. "Saat itu gedung yang paling tinggi hanya Sarinah. Dulu juga tidak ada jalan raya selebar saat ini," kata Obama disamput gemuruh tamu undangan.
Obama lalu menceritakan kepindahan keluarganya ke kawasan Menteng Dalam, Jakarta Timur. Mereka kemudian tinggal di rumah yang kecil.
"Di situ, kami bermain tangkap capung dan layang-layang. Saya juga gemar memakan bakso dan sate," kata Obama.
Tiba-tiba, Obama mempraktekkan cara memanggil dua tukang jajanan favoritnya itu. "Sate, bakso. Bakso enak ya," sontak saja tepuk tangan bergemuruh di gedung Balairung UI.
Di bagian akhir pidatonya, Obama lebih banyak menyampaikan tentang hal yang serius. Seperti tentang kesepakatan kerjasama komprehensif antara dua negara.
Obama juga memuji perkembangan demokrasi di Indonesia. Pemilihan umum Presiden dan legislatif menjadi contoh baik. Bahkan, Obama juga menjadikan Indonesia sebagai contoh keharmonisan umat beragama dunia.
0 komentar:
Posting Komentar