Langse adalah ‘ grajagan ‘ ( air terjun kecil ) yang berada di Desa
Boto , Kecamatan Semanding. Sekitar 10 km arah barat daya dari kota
Tuban. Berupa wisata alam air terjun yang cukup indah dengan suasana dan
pemandangan khas alam pedesaan dengan perbukitan kapurnya.
Untuk menuju ke sana sebenarnya cukup mudah karena akses jalan yang
sudah beraspal. Namun tiadanya angkutan umum yang menuju dan melewati
Banyu Langse , rasanya susah juga untuk kesana bila tidak dengan
menggunakan kendaraan sendiri.
Dari kota Tuban jaraknya sekitar 8 km arah barat daya. Ada tiga rute
untuk menuju ke Banyu Langse . Rute yang pertama dengan masuk melalui
perempatan Masjid Al Falah yang berada di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Rute yang kedua dengan masuk dari pertigaan dekat SMP Negeri 4 dan
rute yang ketiga masuk dari perempatan dekat Kompleks Perumahan Semen
Gresik Tuban .
Selama perjalanan, hamparan sawah atau kebun dengan aktifitas para
petaninya bisa dijumpai. Sawah atau kebun itu umumnya hanya ditanami
dengan padi, jagung, kedelai atau kacang tanah sesuai dengan musim
tanamnya.
Selain itu juga bisa menjumpai beberapa warga yang tengah membatik
atau menjemur kain batik yang beraneka warna hasil pekerjaan membatik
mereka.
Melihat warna kain batik itu, sepintas orang akan berpikir bahwa kain
itu mirip dengan kain Batik Gedog yang khas Tuban. Namun jika mencermati
kain itu, baru terlihat perbedaannya karena motifnya yang lebih
sederhana, lebih mudah dan lebih besar ukuran gambar atau polanya.
Kurang dari sejam, perjalanan pun sampai di Desa Boto. Tepat di tepi
jalan raya ada pertigaan jalan kecil dengan penanda papan kayu berukuran
cukup kecil bertuliskan Gang Air Langse. Di pertigaan itu kemudian
belok kiri sejauh sekitar 200 meter, akhirnya sampai juga di Banyu
Langse.
Sayang tak ada tempat khusus untuk penitipan kendaraan sehingga
biasanya pengunjung menitipkan kendaraannya di rumah warga setempat.
Atau bisa juga membawanya menuju ke dekat lokasi tapi medannya cukup
susah juga.
Menyusuri jalan setapak sekitar 100 meter dengan aliran sungai di
tepinya itu, sampailah pada kawasan utama Banyu Langse yang terdapat
tiga air terjun yang berukuran cukup mini namun tetap indah dan
menarik. Air terjun itu masing-masing berketinggian 10-20 meter dengan
bentuk dan keindahannya pola airnya tersendiri.
Air terjun yang pertama seolah berada pada tumpukan tiga batu besar
berbentuk bulat dengan formasi dua batu di bagian bawah dan satu batu di
bagian atas. Dari atas batu itu mengalir air cukup deras yang kemudian
menyebar di batu bagian bawahnya laksana lembaran tirai yang terbuka.
Di bagian bawah air terjun ini biasanya digunakan oleh warga setempat
untuk bermandi ria. Mereka biasanya naik ke batu di atas air terjun
kemudian melompat dan menceburkan diri ke aliran sungai di bawahnya yang
berkedalaman sekitar 5 meter. Ada juga yang bermain-main dulu dengan
bergelantungan di ranting pucuk pohon bambu yang menjuntai dekat air
terjun sebelum menceburkan diri.
Tak jauh dari air terjun yang pertama ini terdapat air terjun yang
berikutnya yang bentuknya seperti air terjun yang berundak karena
seolah bersusun dan bertingkat dengan batu-batu besarnya.
Untuk melihat air terjun yang kedua ini dengan panorama yang indah dan
leluasa, sebaiknya pengunjung meniti sebuah batu besar yang ada di
dekat rumpun bambu. Di atas batu besar yang cukup datar itulah kita bisa
menikmati pemandangan air terjun berundak ini yang indah dan menawan.
Dari air terjun yang kedua ini dan kemudian menyeberanginya dengan
melangkahkan kaki di batu-batu sungai yang besar, pengunjung bisa
menujumpai lagi air terjun yang berundak. Namun air terjun berundak
yang ketiga ini lebih rendah dan lebih kecil ukurannya dibanding dengan
air terjun lainnya di Banyu Langse.
Tentu saja untuk menyeberangi dan melangkahkan kaki di batu-batu
sungai itu harus tetap dengan hati-hati karena cukup licin dan selama
arus sungainya tidak terlalu deras. Waspada juga karena pada musim
hujan seperti saat ini, di lokasi ini sering terjadi banjir kiriman yang
cukup deras dari aliran sungai yang ada di atas kawasan Banyu Langse.
Kawasan Banyu Langse dengan pesona keindahan air terjunnnya ini sering
digunakan sebagai lokasi untuk foto Pre Wedding dengan tema foto alam
pedesaan atau kembali ke alam . Demi hasil foto yang optimal dan sesuai
dengan tema, tak jarang pasangan kekasih yang berfoto ria itu melengkapi
diri dengan busana ala warga pedesaan dan berbasah-basah ria di Banyu
Langse. Sering juga kegiatan perkemahaan dan kepecintaalaman diadakan di
sekitar Banyu Langse .
Sayang, rimbunnya pepohonan dan banyaknya rumpun bambu di Banyu
Langse menajdikan kawasan ini terasa cukup membuat bulu kuduk merinding.
Apalagi warga setempat sangat meyakini cerita siluman Kelabang Raksasa
yang konon pada waktu-waktu tertentu menampakan dirinya di bebatuan air
terjun Banyu Langse. Rasanya hampir setiap warga tahu dan bercerita
tentang siluman Kelabang Raksasa itu.
Karena itu, warga setempat biasanya berpesan kepada pengunjung Banyu
Langse agar tidak berbuat hal yang tidak senonoh selama di Banyu langse.
Karena cukup sering terjadi ada pengunjung jahil yang kerasukan roh di
kawasan itu.
Begitu juga bila rumpun-rumpun bambu yang terlalu lebat agak
dikurangi, tentu akan membuat suasana lokasi Banyu Langse bisa terasa
lebih nyaman dan ‘ lebih terang ‘. Andai juga di Banyu Langse ini
dibangun fasilitas beberapa bangunan semacam gazebo atau gardu pandang
yang artistik dan nyaman bagi pengunjung selama menikmati panorama
Banyu Langse.
Di daerah sekitar Banyu Langse ini terdapat banyak tanaman pohon Lontar
(Borassus flabellifer) atau warga setempat setempat menyebutnya Pohon
Ental atau Siwalan. Pohon itu buahnya menggerombol berwarna hitam
mengkilat dan masing-masing buah berukuran sekepalan tangan orang
dewasa .
Daging buahnya berwarna putih semacam kolang-kaling yang rasanya cukup
segar dan nikmat dengan sedikit airnya berasa manis.
Dari tandan bunga Siwalan yang pucuknya diiris sedikit ini bisa disadap
air nira berwarna putih yang disebut Legen dan bisa langsung diminum.
Atau bisa pula diolah lebih lanjut menjadi gula merah. Banyak warga
setempat yang menjual legen itu dengan harga Rp 3500 per botol ukuran
1500 ml.
So, bila berkunjung disana jangan lupa untuk menyempatkan diri merasakan
minuman Legen itu. Rasanya sangat segar dengan perpaduan rasa manis dan
sedikit asam.
Tak jauh dari Banyu Langse terdapat Petilasan Gembul yang dikeramatkan
oleh warga setempat. Petilasan yang berupa ceruk di tebing batu itu
diselubungi dengan kain kafan.
Di dalam petilasan Gembul terdapat meja kayu kuno yang juga diselubungi
dengan kain kafan. Konon, petilasan Gembul itu dulunya digunakan sebagai
tempat pertemuan Walisongo.
Banyu Langse adalah salah satu mutiara yang terpendam di Bumi
Ronggolawe. Sayang Pemerintah daerah setempat sepertinya tidak
tertarik dengan keindahan dan potensi wisata Banyu Langse dengan tidak
adanya upaya pembenahan sarana dan prasarana di Banyu Langse sama
sekali.
Jumat, 02 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar